![]() |
| sumber: carapedia.com |
Jamu diracik secara khusus dan resepnya diturunkan secara turun temurun, meski memang setiap resep dari satu orang dengan lainnya pasti berbeda. Jamu telah terbukti khasiatnya, teruji berabad-abad lamanya sejak zaman nenek moyang sebelum ilmu pengetahuan tentang obat-obatan modern masuk ke Indonesia.
MENELISIK SEJARAH JAMU
Masyarakat jawa menyebut obat tradisional Indonesia dengan sebutan jamu. Istilah jamu muncul pada zaman Jawa Baru. Istilah “jamu” berasal dari singkatan dua kata bahasa Jawa Kuno yaitu “Djampi” dan “Oesodo”. Djampi berarti penyembuhan yang menggunakan ramuan obat-obatan atau doa-doa dan ajian-ajian sedangkan Oesodo berarti kesehatan. Pada abad pertengahan (15-16 M), istilah oesodo jarang digunakan. Sebaliknya istilah jampi semakin popular dikalangan keraton. Kemudian sebutan “jamu” mulai diperkenalkan kepada publik oleh “dukun” atau tabib pengobat tradisional.
![]() |
| sumber: bimbingan.org |
Seperti yang dilansir oleh http://javanessia.com/aboutjamu.htm, penelitian tentang jamu Indonesia telah dilakukan oleh Rumphius , seorang botanis yang hidup pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia yaitu tahun 1775 Masehi. Ia menerbitkan buku berjudul 'Herbaria Amboinesis'. Sebuah penelitian sains terhadap jamu, Pusat Penelitian Pengobatan Herbal di Taman Botani Bogor. Yang hasil akhirnya adalah diterbitkannya buku berjudul 'Medical Book for Children and Adults' (Buku Kesehatan bagi Anak dan Orang Dewasa), yang disusun oleh E. Van Bent . Seminar pertama kali tentang jamu di Indonesia diadakan di Solo pada tahun 1940, diteruskan oleh gabungan organisasi-organisasi Jamu Indonesia di tahun 1944. Pada tahun 1966, seminar tentang jamu diadakan lagi di kota Solo. Kemudian pada tahun 1981, sebuah buku berjudul 'The use of Medical Plants' (Kegunaan Tanaman Obat) dibuat untuk mensupport (membantu) industri jamu di Indonesia.
RAGAM JAMU
![]() |
| sumber: health.kompas.com |
JAMU DULU DAN KINI
![]() |
| sumber: joglosemar.com |
Obat-obatan herbal memiliki nilai lebih dibanding jamu yaitu jangka waktu kadaluarsa lebih panjang dan praktis dibawa keman-mana serta lebih meyakinkan. Hal ini dikarenakan komposisi, cara penggunaan, dan label nama brand pun jelas serta mutu terjamin oleh BPOM. Sehingga kita lebih merasa aman meminumnya.
Ada juga jamu siap saji yang mempunyai nama dan terkenal seperti jamu jago, jamu nyonya meneer, jamu sido muncul, jamu air mancur, dsb. Hal ini tentunya karena mutu mereka terjamin. Mereka pun juga menjual ramuan jamu dalam bentuk kemasan yang bisa dibawa pulang dan diminum sesuai kebutuhan.
![]() |
| sumber: manuherbal.blogspot.com |
Harga antara jamu gendong atau jamu pasar dengan jamu siap saji bermerek serta obat herbal pun sangat jauh. Jamu gendong dapat kita nikmati hanya dengan harga kisaran Rp 1.000,00 – Rp 5.000,00. Jamu siap saji antara Rp 10.000,00 keatas tetapi tidak sampai ratusan ribu. Obat herbal dapat kita beli dengan harga lebih mahal dibanding keduanya. Nah dari sini kita bisa memilih ingin membeli yang mana sesuai kebutuhan setelah menilik berbagai kelebihannya masing-masing.
sumber:
Pengalaman Lapangan






2 komentar
Jamu menjadi budaya bangsa
BalasHapusIya mbak. Terlebih ibu menyusui, kelihatan sangat ketergantungan sama jamu. Hehe. Ketergantungannya disebabkan banyak manfaatnya.
Hapus